BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat penting memengaruhi kemajuan bangsa. Daoed Joesoef (dalam Susilo. 2007: 13) mengungkapkan pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan tidak akan berarti jika tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, mutu pendidikan perlu ditingkatkan. Ki Hajar Dewantara merincikan Tripusat Pendidikan, yaitu pendidikan di lembaga pendidikan, Pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di keluarga. Proses tersebut dilakukan melalui suatu aktivitas yang disebut dengan pendidikan informal, nonformal, dan formal. Melalui aktivitas pendidikan itulah pertumbuhan, perkembangan, pembentukan kepribadian dan kemampuan seseorang terbentuk.
Guru memegang peranan penting dalam pendidikan di lembaga pendidikan. Guru mendorong siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. Tugas utama guru mencakup kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok. Terkait dengan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, maka guru seyogianya harus memilih model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.
Pengalaman adalah guru yang terbaik bagi seseorang. Ungkapan ini mengandung makna bahwa seseorang dapat belajar dari atau melalui pengalaman. Zaman dahulu seorang anak belajar berburu dengan cara ikut berburu dengan orang tuanya ke hutan. Dengan ikut berburu bersama orang tuanya ke hutan, maka anak belajar mencari mangsa, belajar menggunakan alat berburu dan teknik berburu agar pulang dapat membawa hasil buruan.
Pengalaman adalah pembelajaran yang berkesan. Pengalaman melibatkan segenap indra pada diri akan lebih diingat. Dengan demikian, model pembelajaran yang menekankan pengalaman dalam pembelajaran cocok diterapkan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. model tersebut adalah experiental learning (belajar dari pengalaman).
Experiental Learning adalah suatu pendekatan yang dipusatkan pada siswa., dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang-orang belajar terbaik dari pengalaman. Experiental Learning dilakukan melalui refleksi dan juga melalui proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dibuatlah makalah yang berjudul “Belajar dari Pengalaman.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah Experiental Learning menurut paradigma kontruktivisme?
2. Apakah model pembelajaran melalui pengalaman?
3. Apakah karakteristik dari belajar melalui pengalaman?
4. Bagaimanakah implementasi belajar melalui pengalaman dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Agar dapat memunyai manfaat, maka makalah ini harus memunyai tujuan
yang jelas sehingga tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan belajar menurut paradigma kontruktivisme;
2. Mengetahui model-model belajar melalui pengalaman;
3. Mengetahui karakteristik dari belajar melalui pengalaman;
4. Mengetahui implementasi belajar melalui pengalaman dalam pembelajaran.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang penulis harapkan dari pembuatan makalah ini, yaitu
1. Bagi Penulis: Menambah wawasan penulis tentang model-model dan pengimplementasian belajar melalui pengalaman dalam pembelajaran.
2. Bagi Pembaca: Menambah wawasan pembaca tentang model-model dan pengimplementasian belajar melalui pengalaman dalam pembelajaran
untuk makalah yang lengkap, silakan klik tautan download di bawah. Semoga bermanfaat.
Download: https://www.dropbox.com/s/l7jsymjqay4ddi9/Makalah_9%20Belajar%20Melalui%20Pengalaman.pdf